Seperti yang kita tahu bahwa cuaca dan iklim itu mempunyai arti yang berbeda. Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu yang relatif singkat dan tempat yang relatif sempit sedangkan iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang relatif lama. Jadi sudah jelas bukan? sahabat anehdidunia.com senjata rahasia yang telah ditemukan oleh par ahli, ternyata tidak berkutat pada api dan ledakan, ternyata beberapa berasal dari kekuatan alam yang jaman sekarang, manusia telah bisa mengontrol cuaca dan membuat gempa bumi dengan alat buatannya. Proyek proyek rahasia pun mulai dibuat untuk menyamarkan keberadaan senjata ini. Berikut Proyek rahasia pengontrol cuaca dan pembuat gempa bumi di dunia.
Operasi Popeye Perang Vietnam
Sahabat anehdidunia.com Amerika menggunakan berbagai cara untuk memenangkan perang Vietnam. Termasuk menggelar sejumlah operasi rahasia untuk memanipulasi cuaca di kawasan tempur. Mungkin seperti film fiksi ilmiah. Tetapi itulah kenyataannya. Militer AS telah melakukan hal itu ketika perang Vietnam. Dari Maret 1967 hingga Juli 1972 militer AS menghabiskan lebih dari 3 juta Dollar AS per tahun melakukan operasi top secreet di Asia Tenggara. Tujuannya adalah untuk memperpanjang musim hujan dan banjir Ho Chi Minh Trail, sistem rute pasokan yang digunakan oleh musuh di Vietnam. Amerika berharap hujan intensitas tinggi dan banjir untuk menyebabkan tanah longsor, menghanyutkan penyeberangan sungai, atau setidaknya mengganggu pergerakan pasukan Vietnam Utara. Itu upaya skala besar pertama yang memanipulasi cuaca untuk keperluan militer. Dan sampai saat ini belum jelas apakah taktik itu bekerja dengan baik.
Program ini berjalan dengan banyak nama. Pernah disebut sebagai Operasi Popeye, Operasi Motorpool, dan Operasi Intermediary-Compatriot. Sandi operasi harus selalu diubah untuk menghindari kebocoran. Tetapi apapun namanya, operasi ini bisa dibilang ambisius. Amerika selayaknya meminjam tangan dewa untuk mengatur alam. Dan dengan cara yang aneh ini, beberapa pasukan Amerika melihatnya sebagai cara yang lebih efektif dibandingkan dengan menjatuhkan bom. “Membuat lumpur, bukan perang,” adalah julukan resmi dari pilot Angkatan Udara yang melakukan misi ini. Proyek ini dikerjakan dengan penyemaian awan di atas negara-negara seperti Laos dan Vietnam dengan iodida perak. Sekitar 2.000 penerbangan dilakukan selama program yang berjalan lima tahun. Pada era Perang Vietnam tahun 1960-an penyemaian awan sebenarnya bukan hal yang baru. Telah ada percobaan ekstensif oleh GE dan militer AS setelah Perang Dunia II.
Dan ARPA bekerja dengan komputer canggih di awal 60-an untuk melihat bagaimana cuaca dapat digunakan dalam pertempuran. Tapi Operasi Popeye adalah keberhasilan penggunaan pertama yang diketahui dari teknologi kontrol cuaca dalam pertempuran. James Rodger Fleming, penulis buku Fixing the Sky: The Checkered History of Weather and Climate Control menjelaskan bahwa tidak jelas seberapa sukses program ini. Tapi jika ada sesuatu yang setiap orang dapat setuju atas, itu adalah bahwa program ini membuat sulit bagi militer untuk bereksperimen dengan taktik seperti di masa depan: Beberapa mengklaim bahwa Operasi Popeye berhasil membuat hujan tambahan dari 1 sampai 7 inci aliran Trail Ho Chi Minh, tetapi tidak ada data ilmiah yang memverifikasi klaim. Pendapat lain mengatakan jika operasi ini suskes tentu akan berdampak besar pada keseimbangan perang. Tetapi faktanya AS tetap saja kalah di banyak bagian.
Seluruh operasi secara alami bertemu dengan perhatian publik setelah kata Operasi Popeye mulai bocor keluar. Beberapa orang sekarang pergi sejauh untuk memanggil operasi perang cuaca. Para pejabat pemerintahan Nixon awalnya membantah adanya program ketika pertama kali bocor pada tahun 1971. Pada bulan Juli 1972 New York Times telah menerbitkan kisah mereka sendiri tentang program dengan rincian baru yang panik masyarakat. Operasi Popeye bahkan memiliki penampilan cameo singkat di Pentagon Papers. Sahabat anehdidunia.com hanya beberapa hari setelah cerita New York Times muncul, Operasi Popeye ditutup. Di bawah tekanan publik dari orang-orang gugup tentang militer AS bermain Tuhan, kedua majelis Kongres bergegas untuk lulus undang-undang pada tahun 1974 untuk melarang kontrol cuaca untuk keperluan tempur. Sebuah perjanjian PBB 1978 juga melarang negara dari menggunakan modifikasi lingkungan dalam perang. Dunia mungkin telah sepakat bahwa kontrol cuaca dan iklim adalah senjata berbahaya dalam perang. Tapi manipulasi cuaca masih sangat banyak di benak badan-badan intelijen AS.
Project Cirrus Penyemaian Awan
US Army Signal Corps mulai mengadakan kontrak kerja sama dengan General Electric untuk eksperimen modifikasi awan. Pada 13 Oktober 1947, Militer Amerika Serikat (sebagai bagian dari Proyek Cirrus melibatkan General Electric) menurunkan 80 kg es kering (CO2 padat) ke dalam badai di Samudera Atlantik, supaya aman bahan semai ini di lepas pantai timur Amerika Serikat. (Havens, Jiusto, Vonnegut, 1978, hlm. 41-42) Setelah menaburkan bahan semai, badai berubah arah, memasuki daratan dan merusak harta benda di Georgia. Atas kejadian ini para pengacara General Electric diperiksa dan publikasi ilmiah Langmuir disensor untuk menghindari tuntutan kerugian atas kerusakan yang disebabkan oleh badai ini. Langmuir (1953, hal 212 dari Collected Works) percaya bahwa kira-kira 99% kemungkinan perubahan arah badai ini adalah hasil dari penyemaian awan.
Pendapat Langmuir tentang efek penyemaian awan pada badai ini tidak disebutkan dalam publikasinya di jurnal ilmiah, namun disebutkan dalam laporan akhir tahun 1953 di Proyek Cirrus, yang diklasifikasikan sebagai dokumen rahasia oleh Militer AS. Analisis data selanjutnya oleh ahli meteorologi menunjukkan bahwa sebenarnya badai ini sudah mulai mengubah arah ketika penyemaian dilakukan. (Mook, Hoover, dan Hoover, 1957) Penilaian lebih modern terhadap peristiwa ini dikemukakan oleh (Gentry, 1974, hal 506): "... tampaknya sangat kecil kemungkinannya bahwa penyemaian tahun 1947 menyebabkan pengaruh yang sangat signifikan terhadap badai kecuali terhadap penyemaian awan." Walaupun diduga telah menyebabkan insiden badai, proyek penyemaian awan ini terus berlangsung, General Electric bersama Militer AS melepaskan AgI dan es kering (CO2 padat)di sekitar Albuquerque, New Mexico selama bulan Oktober 1948 dan Juli 1949.
Langmuir awalnya mengklaim bahwa pelepasan AgI ini akan menyebabkan hujan di seluruh negara bagian New Mexico dan mungkin di Kansas. Kelompok Langmuir terus melepaskan AgI di New Mexico antara bulan November 1949 dan Juli 1951. Sahabat anehdidunia.com Langmuir mengklaim bahwa pelepasan AgI mampu memodifikasi cuaca, bukan hanya di negara bagian New Mexico, tapi juga mencakup daerah berjarak lebih dari 1000 kilometer. Klaim Langmuir itu ditolak oleh masyarakat meteorologi, karena tidak cukup bukti. Pelepasan AgI baru dihentikan pada Juli 1951 saat terjadi banjir besar di Kansas dan negara-negara yang berdekatan (Byers, 1974, hal 20).
Banjir ini bukan banjir biasa: 13 Juli 1951 banjir di Kansas City ini digambarkan sebagai "banjir yang paling dahsyat dalam sejarah bangsa"; 17 orang meninggal sebagai akibat langsung dari banjir, meskipun ramalan cuaca dan peringatan sudah diberikan oleh pemerintah. (Alexander, 1951) Hingga kini penyebab banjir besar masih belum diketahui karena efek apa, jika ada, maka AgI yang dilepaskan di New Mexico diduga telah menyebabkan hujan dan banjir di Kansas. Konsensus para ahli meteorologi modern menyatakan bahwa pelepasan AgI di New Mexico mungkin sudah tidak berpengaruh pada curah hujan/banjir di Kansas, tetapi jika ada efek, efeknya hanya berupa peningkatan kecil dari total curah hujan.
HAARP Pembuat Gempa Bumi Dan Pengendali Cuaca
Sahabat anehdidunia.com di awal tahun 1998 sebuah projek yang bernama HAARP (High Frequency Active Auroral Research Program) dicurigai tengah mengembangkan sebuah senjata pamungkas berdasarkan konsep-konsep "mesin gempa bumi" Nikola Tesla. Projek ini menurut sebagian kalangan bertanggungjawab terhadap beberapa peristiwa gempa besar, seperti gempa bumi 7,8 skala Richter (SR) di Sichuan China 12 Mei 2008, gempa bumi 7,0 SR di Haiti 12 Januari 2010, dan gempa bumi 8,8 SR di Chile 27 Februari 2010. Ketika Haiti diguncang gempa bumi berkekuatan 7,0 SR pada 12 Januari 2010 dan menewaskan sekitar 200.000 orang, banyak media massa yang melansir pernyataan Presiden Hugo Chavez kepada surat kabar Spanyol ABC. Dalam berita disebutkan pemimpin Venezuela itu menuduh AS menyebabkan kehancuran di Haiti dengan menguji coba "senjata tektonik". Media massa Venezuela pun melaporkan bahwa gempa bumi ini mungkin terkait dengan projek yang disebut HAARP, sebuah sistem yang dapat menghasilkan perubahan iklim yang tak terduga dan keras.
Dilansir dari situs web Press TV pada 23 Januari 2010, didapat informasi bersumber dari pangkalan Angkatan Laut Rusia yang mengatakan bahwa gempa bumi Haiti bukan mumi bencana alam, melainkan hasil dari uji coba senjata "pemicu gempa". Bahkan, juga diberitakan pada 9 Januari 2010, uji coba yang sama mengakibatkan gempa sebesar 6,5 SR di dekat Kota Eureka, California, AS, tak ada yang tewas dalam insiden ini, namun sejumlah bangunan dilaporkan rusak. Salah seorang pakar dari Phillips Geophysics Lab yang ambil bagian dalam projek HAARP pernah mengungkapkan adanya riset yang diarahkan untuk menciptakan perangkat-perang-kat pemicu bencana alam. Menurutdia, AS pernah menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi sangat rendah (extremely low frequency, ELF) yang mampu menembus lapisan tanah dan lautan hingga ratusan kilometer di dalam perut bumi. Melalui modifikasi khusus, gelombang itu mampu menggerakkan lempeng tektonik bumi.
Pembuatan senjata semacam ini memang telah diprediksi sebelumnya. Mantan penasihat keamanan Gedung Putih Zbigniew Brzezinski dalam bukunya "Between Two Ages," menulis, "teknologi akan menyediakan teknik untuk melakukan peperangan rahasia yang hanya membutuhkan sedikit pasukan, seperti teknik memodifikasi cuaca yang dapat menimbulkan badai yang berkepanjangan." Keberadaan senjata jenis ekologi bukanlah fiksi ilmiah. Seorang pakar kesehatan dan lingkungan bernama Dr. Rosalie Bertell mengonfirmasi bahwa militer AS sedang mengerjakan sebuah sistem pengatur cuaca sebagai senjata potensial. Metodenya termasuk mengendalikan badai dan mengatur arah penguapan air di atmosfer bumi untuk menghasilkan banjir di tempat tertentu. Dugaan ini pun diperkuat Marc Fil-terman, mantan pejabat militer Prancis yang mengatakan AS telah memiliki teknologi untuk memanipulasi frekuensi radio untuk melepaskan kondisi cuaca tertentu seperti badai dan topan.
Kontroversi HAARP sebagai senjata telah muncul sejak 1996 lewat sebuah buku Angels Dont Play This HAARP Advances in Tesla Technology yang ditulis Dr. Nick Begich, Jr. dan Jeane Manning. Buku ini merupakan hasil dari proses pencarian kebenaran mereka tentang projek Pentagon yang dibangun secara diam-diam. Sahabat anehdidunia.com projek senilai 30 juta dolar AS ini secara "halus" dinamai HAARP yang dibuat untuk menembakkan lebih dari 1,7 gigawatt daya radiasi ke ionosfer. Secara sederhana, peralatan ini kebalikan dari teleskop radio, hanya mentransmisikan bukan menerima. Ini akan mendidihkan bagian atas atmosfer. Setelah memanasi dan mengganggu ionosfer, radiasi tinggi akan memantul kembali ke bumi dalam bentuk gelombang panjang menembus tubuh kita, tanah, dan lautan.
HAARP adalah sebuah projek bersama antara Angkatan Laut AS, Angkatan Udara AS, DARPA (Defence Advance Research Project Agency), dan Universitas Alaska. Projek ini dimulai pada 1993 dan diproyeksikan selama 20 tahun. Fasilitas ini menempati sisi barat Taman Nasional Wrangell-Saint Elias di Gakona, Alaska. Tujuan resminya untuk mengetahui, menyimulasikan, dan mengontrol proses ionosferik yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan telekomunikasi dan pengintaian. Seperti ditulis situs resminya, www.haarp.alaska.edu, perangkat utama yang ada di stasiun HAARP adalah Ionospheric Research Instrument (IRI), sebuah pemancar radio dengan daya dan frekuensi tinggi yang dilengkapi sebanyak 180 antena, rangkaian ini menempati areal seluas 13 hektare.
Ketika diaktifkan, sistem pemancar ini mampu mengirimkan total energi hingga 3,6 juta watt, sinyal ini kemudian akan dipancarkan lewat serangkaian antene langsung menuju ketinggian 100 - 350 km pada volume kecil ionosfer yang memiliki ketebalan beberapa ratus meter dan diameter 10 km. Ionosfer adalah lapisan yang mengelilingi atmosfer bumi bagian atas, lapisan bermuatan listrik tempat cuaca dan iklimberproses. Intensitas gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi yang dipancarkan ke ionosfer ini mencapai 3 mikro-watt/cm persegi. Gangguan kecil akan dihasilkan yang kemudian akan diamati oleh instrumen sains yang terpasang di fasilitas HAARP. Hasil pengamatan ini akan memberi informasi baru untuk memahami proses alamiah ionosfer.
Kita bisa membandingkan eksperimen HAARP dengan proses dinamika alami di ionosfer dalam bentuk kemunculan aurora atau cahaya kutub, namun intensitas energi aurora ratusan hingga ribuan kali lebih kuat dibandingkan dengan HAARP. Teknologi pengendalian cuaca memang bukan monopoli AS, fasilitas yang sama seperti HAARP juga dimiliki Rusia namanya Sura Ionospheric Heating Facility terletak dekat Vasilsursk. Sementara Eropa memiliki Eiscat (European Incoherent Scatter Scientific Association) yang terletak di Tromso, Norwegia. Bahkan, menurut Dr. Nick Begich, Jr., Malaysia sudah melakukan kontrak dengan perusahaan modifikasi cuaca Rusia untuk menciptakan sebuah badai yang akan diarahkan untuk menghalau asap dan kabut dari kota-kota di Malaysia tanpa merusak kota di bawahnya.
referensi:
http://www.jejaktapak.com/2015/03/07/as-pernah-pinjam-tangan-dewa-di-perang-vietnam/
http://diniharsanti.blogspot.com/2009/10/sejarah-teknologi-modifikasi-cuaca.html
http://ferdylonge.blogspot.com/2011/10/inilah-haarp-senjata-tektonik_30.html
No comments:
Post a Comment